Alhasil ketika aku sedang bermalas-malasan di tempat tidur, aku ber-angan untuk mendapatkan nilai tertinggi se-Indonesia. Bangga sekali jika nama "Putri Aulia" terdaftar 10 terbaik nilai Ujian Nasional tingkat SMP se-Indonesia. Tapi khayalan itu musnah ketika bayangan seorang lelaki melintas di pikiranku, Dika. Kembali lagi berkhayal, aku pun berkhayal Dika cepet-cepet ke Jakarta untuk bertemu denganku, uuuuuu.
*dua minggu yang lalu*
Perdebatan yang terjadi antara aku, mamahku dan papahku untuk melanjutkan sekolah yang ingin ku tuju. Sungguh keinginan yang besar untuk melanjutkan di SMAN 14 Jakarta. Itu impianku sejak dari awal kelas 9. Tetapi, akibat dari iming-iming guru BK di sekolah, akhirnya aku punya niatan untuk melanjutkan sekolah di Analis Kimia Bogor atau terkenalnya SMAKBO. Akhirnya aku memutuskan untuk mencoba daftar di sekolah Bogor tersebut.
Besok harinya, aku bersama mamahku pergi ke Bogor untuk pendaftaran. Sebelumnya, mamah dan papahku sudah melihat calon sekolahku naik kendaraan sepeda motor. Dan sekolahnya cukup jauh, apalagi naik sepeda motor, mungkin kalo aku punya mobil, perjalanan pun menjadi lebih nyaman. Tapi, sayangnya aku tidak punya barang mewah tersebut.
Kira-kira sekitar jam 8 aku pergi dengan kendaraan umum dan tiba setelah 1 jam menempuh perjalanan. Bogor memang sejuk suasananya, apalagi dekat dengan Kebun Raya Bogor. Dari terminal Baranangsiang, aku dan ibuku berjalan kaki karna kata ibuku tidak terlalu jauh letak sekolahnya. Ternyata, tempatnya lumayan jauh -_- tidak apa deh, sekalian olahraga. Di ruas kanan kiri jalan, terdapat banyak warung makan. Mamahku menasehatiku supaya aku mandiri di sini, jikalau diterima di Sekolah ini.
Ternyata sudah 700-an yang mendaftar di sekolah Analis ini, aku mendapatkan nomor urut ke 0738 dan prediksiku yang mendaftar akan 1000 siswa lebih dan itu pasti. Sejujurnya, aku pesimis dengan ini tetapi aku mencoba optimis di depan orang tua ku, karna aku yakin aku bisa melewati 1000 siswa yang mendaftar. Aku diberi map yang berisikan formulir dan kartu peserta. Tanggal 13 Juni 2013 aku harus melewati test yang menurutku hal ini tidak mudah....
Di samping mendaftar untuk ikut test, aku juga survei kost-kostan untuk tempat tinggalku selama bersekolah di Bogor. Ini sudah direncanakan dengan matang, tinggal menunggu test dan hasil pengumumannya. Rencana ini akan lebih matang lagi setelah aku memang diterima. Kost yang akan dituju adalah "Kost Wisma Melati" Aku mendapat informasi dari panitia SMAKBO sendiri untuk mengunjungi kost ini, karna kost ini khusus siswi yang bersekolah di Analis tersebut.
Sungguh, pertama yang berada di pikiranku yang melintas. Aku akan sendirian, aku tidak akan bertemu dengan mamah dan papah, aku tidak akan makan masakan mamah, aku akan mencuci pakaian sendiri, aku akan bangun sendiri tanpa dibangunin mamah, aku akan menggosok pakaian sendiri dan semua serba sendiri. Sedangkan kalian harus tau, aku tidak terbiasa dengan ini semua, ini memang salahku tapi tidak sepenuhnya salahku tapi ini salah mamahku juga.
Ibu kost yang baik dan tegas. Aku suka dengan beliau walaupun rupanya tidak cantik, tapi terlihat beliau sangat galak dan tegas. Semoga beliau bisa menggantikan peran mamah ku saat berada jauh dari rumah. Aku melihat-lihat kost Wisma Melati. Tidak terlalu mewah, tetapi kamarnya banyak sekali, disetiap sudut ada, disamping kana kiri juga ada. Aku berjalan lagi kedepan masih ada juga, yaaa sekitar 60 kamar kost yang ada. Aku berharap ketika aku memang diterima, aku mendaptkan kamar yang membuatku nyaman sampai aku selesai sekolah. Dan aku berharap semoga aku diterima di SMAKBO dengan mudah dan bisa mendapatkan keberkahan di setiap jalannya, AMIN YARABBAL ALAMIN....
*Kembali ke H-3*
Aku berusaha untuk tetap santai, dan itu pun berhasil. Aku biasa saja walaupun sebentar lagi akan pengumuman. Aku lebih sering main dengan Ruth, Tissa, Silmy, Shania, dan lain-lain. Mereka sahabatku.Aku juga jadi lebih sering bertemu dengan kak Aul, si cewe ganteng saudara dan sahabat pacarku. Jadi aku bisa lupa dengan ketegangan yang akan aku alami. Tapi aku percaya, Allah SWT sayang terhadapku, walaupun itu tidak seberapa dibanding orang lain, tapi aku tetap bersyukur.
Sebenarnya aku iri, jealous atau sejenisnya dengan teman-temanku yang bisa dibilang lebih beruntung dariku. Kalian tahu kan 2013 lagi jamannya apa? Iya, lagi jamannya punya kamera SLR yang kameranya gede terus lensanya banyak macemnya, panjang-panjang gitu. Lagi jamannya handphone yang layarnya segede talenan buat masak, lagi jamannya editan photo yang bisa kayak jaman tahun 80-an, editan foto yang bisa buat cewe yang tadinya jerawatan jadi cantik. Aku tau karna temenku punya, sedangkan aku enggak hehehehe. Tapi aku juga jadi kecipratan menggunakannya :D
Aku mencoba minta dengan orang tuaku, tapi mereka tindak mengindahkan itu, karna semuanya untuk biaya sekolahku yang tidak murah. Duh, padahal pengen banget punya. Apalagi temenku udah hampir semua yang punya. Lagi jamannya Instagram, jamannya Path, Soundcloud, jamannya camera 360, jamannya pakaian bermodel, jaman dimana jaman membutuhkan banyak uang. Kalo gak punya uang, pasti ketinggalan update-nya. Sedangkan kalo kalian tahu, aku doang yang paling tidak bermodal eh maksudnya bermodel........
Sudah-Kenapa jadi curhat begini....... Nanti ada waktu untuk buat cerpennya.
*H-1 Pengumuman*
Aku masih bercanda-canda sama pacarku, masih pergi main sama Ruth, Tissa dan kak Aul, terus cerita-cerita sama kak Aul di Atang (tempat untuk jogging atau berolahraga deket rumahku). Masih foto-foto juga sama temen-temen. Malamnya, ada acara bakar-bakar ORION (Tim Baksetku), masih ketawa-ketawa dan foto bareng juga. Sadar sih udah jam 10 malam, dan akhirnya aku berantem sama Dika karna aku gak ngabarin dia, ngeselin kan sebenernya. Tapi iyasih aku salah, maaf.
Malemnya, aku berantem sama Dika, dan mamahku jatuh sakit dan aku juga di kabari kak Aul kalo Dika juga kambuh penyakitnya. Aduh aku makin galau, mana besok mau pengumuman. Aku berserah diri sama Allah aja deh. Aku gabisa tidur, aku tidur di kamar mamah untuk menemani beliau karna aku takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Pagi pun hadir............
Karna siswa kelas 9 bukan aku aja, tapi ribuan siswa. Timeline twitter jadi rama banget, aku yang tadinya biasa aja, mendengar berita dari account resmi berita Indonesia jadi ketar-ketir sendiri. Aku mencoba untuk tidur lagi, tapi ternyata gabisa tidur. Padahal biasanya aku kebo banget :'). Aku tunggu-tunggu jam 10, kok gak dateng dateng ya..... Ditunggu malah terlihat lama. Jam 9 sudah terlewat, komputer sudah aku nyalakan, link untuk melihat nem sudah aku buka, tinggal melihat hasil........
Jam 10 tiba......
Aku berdoa kepada Allah SWT, aku tegang, aku mondar-mandir seperti genderang mau perang *seperti lagu. Aku bolak-bali ngcheck timeline twitter. Ada yang udah tau nemnya, ada yang galau gabisa kebuka websitenya, macam-macam deh rupanya hahahaha. Sedangkan aku sendiri, aku ribut dengan komputerku yang lemotnya setengah mati. Aku gangerti sama ini komputer, ga ngerti perasaan banget, udah tau aku mau lihat hasil. Oke, ini masih tetep lemot.....
Aku kesal, aku mengeluh dengan ibuku. Aku mondar mandir dengan kebaya yang aku kenakan. Tiba-tiba layar komputerku berubah seperti ini...
Aku melihat dengan teliti, dan aku melihat Jumlah UN yang paling bawah. Aku teriak dengan histeris, benar- benat histeris., Alhamdulillah aku mendaptkan NEM 36.05 walaupun tidak terlalu bagus tapi aku bersyukur karna aku bisa mendapat NEM dengan rata-rata 9. Aku memeluk ibuku, aku salim dengan papahku, aku nangis terharu dan aku sangat senang karna semua ini berkat ALLAH SWT. TERIMAKASIH RABBKU..
Aku langsung update tweets di twitterku @putriaaul. "Aku nemnya 36.05" Semua orang me-reply tweets ku dan mengucapkan selamat terhadapku. Aku tambah senang. Aku pergi ke sekolah dengan kebaya yang ku kenakan. Setibanya di sekolah aku bertemu dengan teman-temanku, aku berpelukan dengan Silmy dan kawan-kawan. Kami mendaptkan nilai yang memuaskan walupun tidak semua mendapatkan nilai yang baik, tapi kamui semua harus bersyukur karna kita harus percaya Allah SWT memberikan banyak jalan terhadap kita.
Dalam hati kecilku, aku rada sedikit kecewa karna NEM ku tidak sebagus Ruth, Silmy apalagi Shania. Koma dibelakang NEM ku sangat kecil, tapi aku tetap bersyukur karna ternyata temanku banyak yang NEM dibawah 35 :) Allah Maha Besar kawan. Kita harus percaya atas keajaiban yang Beliau berikan terhadap kita yang slalu meminta kepada-Nya dan bersyukur atas nikmat-Nya. Walaupun NEM ku tidak sebagus mereka, aku yakin aku akan sukses dengan jalanku sendiri. Barakallah......
Silmy, aku dan Ruth
Tissa, Silmy, Lila, aku, Annurat, Paras, Ruth
Aku dan Annurat
Aku sendiri
Aku, Annurat dan Tissa
Tunggu cerita selanjutnya yaaaaaaa,,,,,,,,,,,,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar