“Eh, nanti rapat osis ya Diq, awas
jangan kemana-mana kamu” sela Delia kepada Shodiq.
“Iya, Delia sayang” jawab Shodiq sambil ketawa-ketiwi.
Aku sekilas mendengar percakapan tersebut,
percakapan yang dibuat oleh mantan Ketua Osisku yang narsis kalau sudah bertemu
dengan kamera terhadap anak buahnya yang iseng plus nyebelin, tapi mukanya itu
mirip salah satu personil Boyband yang lagi eksis sekali saat ini. Mereka
sepertinya sedang membicarakan rencana LDKS untuk pengurus OSIS yang baru. Seru
sekali. Sayangnya, aku tidak ikut LDKS tahun ini, karna aku bukan pengurus
inti, aku hanya seketaris bidang yang mempunyai sedikit tugas, jadi aku tidak
dipilih untuk ikut kegiatan acara ini.
Saat ini, sedang ada pertukaran
jabatan dengan pengurus OSIS periode baru. Periode 2011/2012 ke periode
2012/2013. Bisa dibilang kepengurusan OSIS tahunku ini sudah lengser alias
bergeser. Aku adalah salah satu pengurus OSIS tahun 2011/2012, walaupun
statusku hanya sebagai Seketaris Bidang tapi aku cukup menikmati itu. Aku jadi
bisa lebih bangga dan bisa banyak dikenal orang.
“Putri Aulia yang anak OSIS kan?”
cetus salah satu temanku.
Aku mendengarkannya ketika ingin
pergi ke koperasi. Aku senyum-senyum sendiri mendengar pernyataan itu. Putri
Aulia adalah aku, siswi SMPN 179 Jakarta yang menyandang status kelas 9.
Sebentar lagi aku akan menghadapi Ujian Akhir Nasional, semoga aku akan
mendapatkan SMA pilihanku, SMAN 14 Jakarta, amin.
Aku tidak tahu kenapa aku bisa
dipilih menjadi salah satu pengurus OSIS
di sekolah kesayanganku saat itu, mungkin karna Ketua Osisku dulu salah
liat orang mungkin, hehehe. Dulu, sewaktu aku dilantik menjadi pengurus osis,
betapa bangganya diriku. Berjejer dengan teman-teman sepengurusan OSIS lainnya,
sembali membaca sumpah pengurus OSIS di depan semua murid-murid di sekolahku.
Betapa bangganya aku apalagi ketika aku bercerita dengan papah dan mamahku, aku
bercerita dengan tegas dan lantang, bagaikan seorang bung Tomo yang sedang
membangkitkan semangat warga arek-arek Suroboyo pada saat itu, mereka malah
sedikit menertawakanku.
“Huh, papah dan mamah tidak tahu
perasaan orang ketika lagi senang nih!” aku menarik napas.
Setelah pelantikan,biasanya diadakan Latihan
Dasar Kepemimpinan Siswa atau biasa disebut dengan LDKS. Beruntungnya tahun aku
saat itu, kami LDKS pergi ke luar sekolah, walaupun tidak sampai ke luar
Jakarta, tapi cukup membangkitkan gairah kepemimpinan kami. Dan sayangnya, LDKS
tahun ini hanya dilaksanakan di area sekolah. Kekecewaan pun datang dari pengurus
OSIS yang baru, tapi mereka tetap harus bersemangat. Dan ternyata, keuntungan
LDKS tahun ini adalah diadakannya acara Bersepedah atau yang lebih kerennya
dinamakan Bike to School, dan tempat yang akan dituju adalah TMII (Taman Mini
Indonesia Indah). Sungguh beruntung.
Sepulang sekolah ketika aku
mendengarkan percakapan antara Delia dengan Shodiq, aku janjian dengan
sahabat-sahabatku untuk bekerja kelompok membuat gerakan Senam, aku diberikan
tugas untuk pengambilan nilai olahraga.
“Putri!!!!, jam 1 ya jangan lupa,
dirumah Uteeeeeeeee” teriak Silmy dari kejauhan.
“Oiya, jangan lupa juga kita nanti
buat kado untuk Yuhanna juga ya” teriaknya lagi.
“Masya Allah, biasa aja dong
ngomongnya” ujarku sembali muka tercengang-cengang
“ Iya Put, dirumah aku ya Put, jam 1”
ucap Ruth terhadapku, tuturnya dengan lembut.
Aku meninggalkan mereka semua, dan
bergegas pergi ke rumah dengan jemputan hari-hariku, kalian tau kan apa
kendaraan yang aku maksud? hehehehe. Sesampainya dirumah, aku langsung mandi,
sholat dan makan, setelah selesai itu semua aku berpamitan dengan mamahku dan
langsung pergi kerumah Ruth. Ku lihat jam tangan biruku, dan pas sudah hampir
jam 1. Aku langsung pergi dengan mengendarai sepeda motor mio soulku dan
meninggalkan Istana kecil ku itu.
Ternyata aku sudah telat, mereka sudah sampai duluan dirumah Ruth, dan
sudah sibuk membuat kado istimewa untuk Yuhana. Rencana sebelumnya adalah ingin
membelikan kue ulang tahun untuk Yuhana, karna kami takut dimarahi wali kelas
lagi, rencana itu diubah menjadi lebih cemerlang oleh Silmy. Kami membuatkan
papan nama yang terbuat dari gabus dan di selimuti oleh Koran bergambar,
bertuliskan Happy B’day Yuhana. Aku juga
memasangkan foto-foto murid kelas kami walaupun tidak semua.
Sudah 3 jam kami membuat kado
istimewa itu, rasa lelah pun melanda. Aku, ruth, silmy dan Shania memutuskan
untuk pergi membeli beberapa makanan di luar. Kebetulan sekali rumah Ruth
berdekatan dengan sekolah. Keuntungannya adalah bayak tukang jualan yang
berdiri di dekat sana.
Tiba-tiba, ada seseorang yang
menghampiri kami semua, sehentak kami kaget. Orang itu berbadan gemuk, berambut panjang hitam legam,
pipinya berwarna merah, dan selalu memiliki semangat juang kemerdekaan. Dialah
Mega Merdekawati, dia adalah temanku yang slalu memiliki semangat juang
kemerdekaan, pantas saja kedua orang tuanya menamakannya Merdekawati. Dia anak
yang sangat berbakat, pintar berbicara, dan sangat baik. Dia juga pernah
menjabat Wakil Ketua Osis di sekolahku. Jadi, Delia dan Mega adalah pasangan
paling eksis di sekola. Dua pasangan ini sangat narsis kalau sudah bertemu
dengan kamera. Sama sih sepertiku.
“Putriiiiiiii, ternyata kamu ikut
LDKS” sambil terengah-engah, “Kamu ternyata ikut LDKS, put. Kamu, Jihan,
Assyifa Indira, Elga dan lain-lain. Dan maafin aku ya aku gabisa ikut buat kado
untuk Yuhanna, maaf banget ya, aku jadi gaenak sama kalian, aku baru selesai
rapat” ucap mega terhadap ku dan yang lainnya.
“Iyaaa Mega, tidak apa-apa, lagian
sudah selesai kok, jadi kamu gausah khawatir yang terpenting kamu mengirimkan
foto kamu, soalnya mau aku cetak dan ditempel di papan nama itu” ujar Silmy
dengan senyuman manisnya.
Aku kaget, diantara tidak percaya dan
bingung. Bukan kaget karna kedatangan Mega di hadapanku, tapi karna aku
ternyata ikut LDKS. Aku terdiam sejenak, sembali menjilati es krim yang baru
saja ku beli di indomaret depan sekolah. Delia pun juga datang dan memberikan informasi kalau aku
ikut kegiatan tersebut, dan menjelaskan apa saja yang harus dibawa untuk
persiapan LDKS esok hari. Penjelasan akan dijelaskan lebih lanjut oleh pak
Ismayadi, Pembina OSIS SMPN 179. Yang masih dibenakku adalah, kenapa aku bisa
ikut LDKS?
Sepulang kerumah, aku menceritakan
hal ini terhadap mamahku dan meminta izin kepada beliau, beliau pun mengizinkannya
kalau ayahku juga mengizinkanku, dan Alhamdulillah ayahku mengizinkanku ikut
kegiatan ini. Malam harinya, aku tidak bisa tidur, aku memikirkan hal ini,
sambil memeluk guling, aku memutar balikkan badanku ke kanan dan ke kiri,
tiba-tiba aku merasakan kantuk yang begitu dahsyatnya, dan aku pun terlelap.
“Pengumuman, bagi anak-anak yang akan
mengikuti LDKS, diharapkan kedatangannya di ruangan UKS untuk informasi LDKS
yang lebih lanjut”
Suara speaker terdengar dari kelasku
dan menyuruh murid-murid yang sudah terdaftar mengikuti LDKS untuk pergi ke
ruang UKS. Beberapa siswa dari kelasku pergi meninggalkan kelas. Di kelasku,
banyak sekali alumni anak-anak OSIS
tahun 2011/2012 termasuk aku sendiri. Aku, Delia, Mega, Shodiq, Zico, Mutia
bersama yang lainnya meninggalkan kelas yang saat itu ingin masuk jam pelajaran
Seni Budaya.
“Yeeeee, Putri pulang!” celetuk ketua
kelasku, Ilham.
Semua mengikuti “Yeeeee, akhirnya
Putri pulang” teriak semua anak-anak laki kelas 94.
Aku pun jengkel dengan Ilham, jengkel
sekali, rasanya ingin ku cakar-cakar mukanya sampai robek-robek, tapi aku harus
sabar, terkadang dia sangat baik, kalau tidak baik mana mungkin Nabila temanku
tertarik dengannya.
“Putri Aulia.” Giliranku terpanggil
“ Ini kertas untuk izin orang tua.
Nanti jam 2 siang waktu kamu datang lagi kesini, dibawa dan diserahkan ke
sekolah” ucap pak Palah, guru Seni Musikku.
Pembagian kertas usai dilaksanakan,
dan saatnya pak Ismayadi, Pembina OSIS sekolahku, memulai ceramahnya yang dapat
menghipnotis semua anak murid untuk mendegarkan ocehannya. Beliau pun
menjelaskan semua informasi tentang LDKS. Hebatnya, semua anak-anak yang
mengikuti LDKS diizinkan pulang terlebih dahulu untuk mempersiapkan diri nanti
siang. Aku mendapatkan SEKBID 5 (Seketaris Bidang 5) yang beranggotakan aku,
Assyifa, Fachreza, Faisal dan Breadley. Assyifa tidak ikut kegiatan ini karna
sakit, Breadley juga tidak jelas keberadaannya, akhirnya yang pasti hanya aku,
Fachreza dan Faisal. Aku bersama Delia, Mega, dan teman-teman lainnya pun
pulang. Tak lupa aku berpamitan dengan teman-teman kelas 94, khususnya Silmy,
Shania, Adel, Annurat dan yang lainnya. Masih ada satu yang tertinggal di dalam
pikiranku.
“Aku kan tidak punya sepedah”
batinku.
Aku pulang dengan tanda tanya besar,
bagaimana besok aku pergi kesana kalau tidak memiliki sepedah? Bisa sih,
menyewa sepedah disana, tapi kan memakai sistem waktu, 1 jam di hargai Rp
10.000,- bagaimana kalau aku memakai berjam-jam, bisa-bisa kantungku tipis. Aku
berpikir keras, tiba-tiba Delia, sobat baikku menawarkan sepedah milik Eghi,
sahabat karib Delia sejak kelas 7 untuk menggunakan sepedahnya. Aku pun tenang,
walaupun memendam rasa tidak enak karna aku hanya bisa meminjam milik orang
lain saja. Aku pun pulang dan bersiap-siap untuk pergi LDKS. Semoga ini akan menjadi
hal yang menyenangkan, amin.
Tidak, ternyata Eghi tidak diizinkan
mamahnya untuk dipinjamkan sepedahnya, dadaku terasa sakit, aku bingung harus
bagaimana. Aku harus meminjam ke siapa kali ini, mana waktu sudah ingin masuk
jam 1, dan aku masih dirumah. Aku mencoba meminjam dengan Larissa, tetapi dari
jawabannya sudah ragu-ragu, yasudahlah tidak jadi. Aku mulai panic. Disela-sela
kepanikanku tiba-tiba aku mendapatkan pencerahan. Aku mengingat Cindy. Dia
sering bersepedah dengan Eghi dan Larissa. Aku pun mencoba meminjam kepadanya,
dan ternyata boleh. Aku merasakan ketenangan yang luar biasa.
“Alhamdulillah, Cin aku pinjam dulu
ya sepedahmu, terimakasih sekali ya Cin, tanpa kamu aku tidak tahu bagaimana
nasibku, sekali lagi terimakasih ya Cindy” aku menghela napas.
“Iya samasama Putri, oiya jangan
sampe rusak ya sepedahnya, itu sepedah kramat sekali buat ku, hehehe” ucap
Cindy sambil tertawa kecil
“Okesippppp” aku mengacungkan jempol.
Ditemani dengan mamah pergi ke
sekolah, aku membawa sepedah milik Cindy, menulusuri jalanan. Sepedah Cindy
agak sedikit gembes, dan mamah menyuruhku untuk mampir ke bengkel, sekedar isi
angin saja. Di perjalanan, aku bertemu
dengan Mega, dia sedang berjuang dengan semangat juang kemerdekaan yang dia
miliki, mengayuh sepedah dari Cijantung ke Kalisari. Aku tertegun melihatnya,
padahal kakak Mega ada di belakangnya, dan hanya menertawakan Mega. Kalau aku
menjadi Mega, akan aku cakar-cakar kakak seperti itu.
Akhirnya sudah sampai, ternyata aku
telat. Acaranya sudah dimulai walaupun baru pembukaan. Aku melihat sudah
terdapat dua deretan sepedah yang akan digunakan untuk bersepedah esok hari.
Dengan membawa barang-barang perlengkapan milikku, aku memasuki aula sekolah
dengan tegasnya. Ternyata sudah banyak anak-anak OSIS yang sedang duduk disana,
bagian kakak kelas ada di sebelah kanan semua.
Tampak sudah ada Kukuh, Jihan, Elga, Mutia, Delia, Mega, Fuad, Zico,
Hidayah dan yang lainnya. Aku pun menempati tempat duduk di bagian belakang
bersama Hidayah, itu akibat aku datang terlambat. Aku ditugaskan oleh bu Wati
untuk memimpin lagu Indonesia Raya, dan Mega sebagai pembuka acara tersebut.
“Innalillahi, aku tidak membawa surat
izin orang tua, padahal sudah ditandatangani oleh mamah” batinku.
Aku segera bangkit dan menyampaikan
hal ini kepada bu Eli yang mengurusi bagian administrasi, dan sukurnya tidak
apa-apa. Aku pun mengirimkan pesan teks kepada mamah untuk mengantarkan surat
izin ke sekolah.
Sekitar pukul setengah 3, LDKS
dimulai. Pembukaan LDKS diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang
dipimpin oleh aku. Setelah itu, LDKS dibuka dengan sambutan Kepala Sekolah SMPN
179 Jakarta. Kepala Sekolah sangat berbeda hari itu, beliau sangat ceria dan
membuat beberapa bahan tertawaan, kami semua pun tertawa geli dengan perasaan tanpa
beban. Aku sangat menikmati hari itu.
Dilanjutkan dengan materi, materi
yang dibahas adalah Etika dalam Berbahasa yang dibawakan oleh bu Supkarwati,
guru Bahasa idolaku. Isi materi ini sangatlah bagus, tetapi terdapat unsur menyindir
pengurus OSIS periode sebelumnya. Bukan menyindir, tapi mungkin kami semua yang
merasa, ya benar sekali. Setelah materi dari bu Supkarwati, dilanjutkan materi
dari bu Eli, guru Biologi idolaku juga, materi yang dibahas adalah Program Pelaksanaan.
Disini kita dituntut untuk membuat program-program sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Aku bersama Fachreza dan Faisal membuat beberapa program yang
sesuai dengan bidang kami. Tugasku hanya membantu mereka, aku hanya sebagai
mentor yang akan membibing mereka, kemana mereka akan berjalan.
Pengisian materi sudah selesai, dari
jadwal yang sudah dibagikan adalah waktunya untuk mandi dan menunggu sholat
Maghrib. Kebetulan aku sedang halangan jadi aku tidak sholat hari itu. Aku
memutuskan untuk pulang ke rumah. Untung rumahku dekat dengan sekolahan,
walaupun tidak sedekat sekolah dengan rumah Ruth, temanku. Selesai sudah, aku
pun kembali ke sekolah. Pas sekali waktunya, sholat Maghrib pun tiba,
teman-temanku yang muslim segera bergegas ke Masjid dan melaksanakan sholat Maghrib
dan sholat Isya, sedangkan teman-teman yang sedang halangan atau non-muslim
hanya menunggu di kelas. Bu Nunung, guru matematika ku, tiba-tiba datang
membawa beberapa makanan yang disediakan untuk peserta LDKS. Beliau menawarkan
kepada kami semua yang sedang menunggu di kelas untuk makan terlebih dahulu.
Kami semua pun memutuskan untuk makan.
Rangkaian acara untuk hari ini sudah
selesai, pak Projo guru IPA di sekolah juga sudah selesai memberikan materi. Ku
lihat jam tangan biru milikku, ternyata sudah pukul setengah 10, waktunya kami
bersiap-siap tidur, tapi sebelum tidur, kami diberikan kesempatan untuk bermain
game, kami disuruh membuat yell-yell yang menarik sesuai dengan kelompok
masing-masing. Aku berpikir keras, aku hanya bertiga, dan yang paling tua adalah
aku. Akhirnya aku yang membuat yell-yell tersebut.
Bunyinya adalah…
“Kami adalah SEKBID 5
siap bertugas untuk OSIS Julan.
1….7…..9….
Syalalalalalalala, syalalalalala, syalalalalala
1….7…..9…… Jayaaaaaaaaaaaaa!!!!”
Tidak disangka, kelompokku dengan
kelompok Shodiq lolos ke sesi berikutnya, akhirnya kami ditantang untuk
menampilkan ulang yell-yell kami itu. Semua tertawa geli melihat tingkah laku
Fachreza dan Faisal, aku sendiri saja lemas tak berdaya melihat mereka berdua.
Malam itu penuh tertawaan dan kebersamaan. Kelompokku menang, aku tidak sangka.
Sesi games telah habis dan waktunya kami untuk tidur.
Seperti biasa, malam itu semuanya
tidak langsung tidur. Ada yang jahil, ada yang langsung terlelap tidur, ada
yang mengobrol, ada yang ngemil, ada
yang foto-foto, dan banyak aktivitas yang dilakukan. Aku, Mega, Delia, dan
Mutia berserta adik-adik kelas lainnya sedang membicarakan seseorang yang
misterius saat ini. Namanya Stepahanie, katanya dia suka sekali dengan darah.
Dia termotivasi oleh Vampir yang berada di televisi. Dan katanya dia suka
melukai dirinya sendiri dengan silet. Aku yang mendengarkan itu merinding
sendiri. Manakala malam itu sangat dingin, dan banyak nyamuk pula. Aku, Delia,
Mega dan Mutia memutuskan untuk tidur.
Kami semua tidak bisa tidur, kecuali
Mutia. Dia kalau sudah tidur khalayak orang meninggal. Mungkin kalau pabrik bom
meledak, dia tetap terlelap pulas,
padahal keadaan tidur sedang tidak nyaman. Tiba-tiba, sesosok manusia lewat
dengan membawa-bawa kabel.
“Pak Palah….” Ucap Delia
“Pak, kami izin tidur diruang musik
ya pak, disini banyak nyamuk” pinta Delia.
“Yasudah silahkan, boleh. Ini
kuncinya” sambil memberikan kunci kepada Delia.
Kami pun langsung pergi meninggalkan
aula yang digunakan untuk tidur dan pindah ke ruang Musik yang berada disamping
aula. Disana terdapat pendingin ruangan 2 buah, dingin sekali ruangan itu.
Delia sudah terlelap tidur, aku pun memutuskan untuk tidur juga. Mega yang
masih mengoceh akhirnya memutuskan untuk tidur juga. Kami bertiga pun tidur
dengan tidak beralas.
Jam 00.00, aku terbangun karna aku
merasakan dinginnya ruangan ini, tiba-tiba aku merasakan pegalnya kakiku, entah
kenapa dengan kakiku ini, rasanya sakit sekali. Aku takut sekali ada yang
terjadi dengan kakiku, tapi aku yakin ini tidak akan kenapa-kenapa.
“Hidungku mampet lagiii!” keluhku.
Aku pun segera bergegas ke masjid
untuk membuang lender dari hidungku ini. Aku keluar dengan keadaan sangat sunyi,
sepi, dan senyap. Sudah hampir 3 kali aku keluar dari ruangan ini hanya untuk
membuang lender dari hidungku ini.
“Delia, Putri bangunnnnnn. Ayo
semuanya bangun bangun, udah jam 3 pagi, ayo semuanya bangun” teriak Mega di
depan kelas.
Semua terbangun akibat ulah Mega.
“Mega, Mega ganggu orang tidur aja
nih, emang masih tidak ngantuk ya?” keluhku sembali mengucek-ngucek mata.
Akhirnya, mereka yang beragama Muslim
bersiap-siap untuk sholat Tahajud dan dilanjutkan sholat Shubuh, acara tersebut
dipimpin oleh pak Ali Rosyidi guru Agama di sekolahku. Semua sudah terlewati,
masuklah pukul 06.00. Aku dan teman-teman lainnya bersiap-siap untuk bersepedah
ke TMII, tak lupa aku mengganti baju tidurku dengan baju olahraga. Di sekolah sudah
disiapkan sarapan yang lumayan spesial, yaitu lontong sayur.
“hmmm, yummmyyyyy” lidahku mulai
bergoyang.
Ternyata cuaca tidak mendukung,
ketika aku dan peserta LDKS lainnya ingin berangkat ke TMII, hujan gerimis pun
datang, cuaca sangatlah mendung hari itu. Akhirnya sekolah memutuskan untuk
menununggu hujan berhenti.
Sekitar satu jam menunggu.
“Akhirnya, hujan berhenti juga walaupun
suasana masih mendung”
Dengan dikawal oleh mobil Polisi kami
berangkat ke TMII.
“Bismillahirrahmanirrahim” semua
berdoa dengan kepercayaan masing-masing.
Aku
tiba di Taman Mini Indonesia Indah pada pukul 10 lewat. Tujuan diadakan
bersepedah ke TMII untuk mengunjungi beberapa anjungan dan 1 Museum yang sudah
ditunjuk oleh sekolah kepada masing-masing kelompok. Setiap kelompok SEKBID
harus mempelajari dan menambah wawasan yang ada pada tempat tersebut. Aku, Pak
Angkat, bersama fachreza dan Faisal slalu bersama-sama. Seharian bersama mereka
adalah sebuah musibah, tapi bersama-sama mereka adalah hal yang tak pernah ku lupakan, karna aku bisa
mengajari mereka beberapa hal yang baru, aku sangat suka mengajari orang lain.
Kami pun berkunjung ke Anjungan Jawa Timur dan Bali. Dan tujuan terakhir adalah
Museum Transportasi. Disana banyak sekali yang dapat dipelajari, dan kami bisa
bersenang-senang disana. Rombongan LDKS pulang dari TMII pukul 15.00, dari sana
aku dan teman-teman lainnya membawa
segudang cerita menarik yang akan diceritakan kepada teman-teman yang tidak
mengikuti kegiatan ini.
Ini adalah beberapa gambar yang aku ambil ketika berada di Anjungan Jawa Timur.
Dan ini beberapa foto yang aku ambil ketika berada di Anjungan Bali
Ini adalah beberapa gambar yang aku ambil ketika berada di Anjungan Jawa Timur.
Dibawah ini adalah aku, hehehehe.
Nah, ini yang namanya Faisal dan Fachreza (Faisal kiri, Fachreza kanan)
Ini beberapa foto yang di ambil di Museum Transportasi
Miniatur Museum Transportasi
Dengan berat hati, aku meninggalkan
tempat bersejarah ini. Aku sangat berterimakasih kepada guru-guru, karna aku
masih bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Aku juga bertemu dengan
adik-adik kelas yang menjadi seorang pemimpin kelak nanti. Begitu juga aku dan
anggota OSIS tahunku, yang akan menjadi seorang pemimpin suatu saat nanti. LDKS
ini tidak dapat kulupakan dan akan menjadi sebuah pelajaran yang berharga, dan
pengalaman yang bermanfaat bagiku sampai kapanpun.
memories LDKS 2012-2013
Putri Aulia
memories LDKS 2012-2013
Putri Aulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar